KERINCI, JAMBI - Situasi kian tidak kondusif di areal proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) kecamatan Batang Merangin, kabupaten Kerinci. Jumat (23/10).
Pantauan gabungan LSM dan Wartawan Aliansi Bumi Kerinci di lokasi, terlihat puluhan Masyarakat yang belakangan diketahui dari dua Desa, yakni Tamiai dan Pasar Tamiai turun ke lokasi bantaran Sungai Batang Merangin, masyarakat dua desa ambil alih dan kuasai lahan bantaran sungai sepanjang 5 Kilometer.
Informasi yang diterima dari masyarakat, bantaran Sungai tersebut sudah dikuasai dan dibebaskan oleh pihak perusahaan proyek PLTA Merangin Kerinci Provinsi Jambi tanpa diketahui oleh masyarakat setempat.
"Kami tidak terima, makanya hari ini kita turun ke bantaran sungai, kita ambil alih lahan, karena kabarnya lahan milik Ulayat sudah di bebaskan atau dimiliki oleh perusahaan pada proyek PLTA" ungkap salah seorang warga Tamiai kepada media Indonesiasatu.co.id sambil mengakui siap dengan situasi apapun demi mempertahankan hak mereka.
Tidak tanggung - tanggung, puluhan warga terlihat membawa senjata tajam seperti parang, palu, dan alat pemotong lainnya, mereka bergerak ke lokasi di sepanjang bantaran sungai.
Hingga berita ini dipublis, Pihak PT. Kerinci Merangin Hidro (KMH) belum dapat dikonfirmasi terkait persoalan itu, termasuk outsourcing yang ada di Perusahaan PT. KMH. (sony)