KERINCI, JAMBI - Dalam rentan yang cukup lama, kabupaten Kerinci mengalami kelangkaan pupuk, langkanya berbagai jenis pupuk tersebut sangat dikeluhkan oleh petani yang ada di kabupaten Kerincj, terutama petani yang punya lahan sawah.
Apalagi, saat ini telah memasuki musim tanam, tapi miris, para petani harus merogoh kocek dalam hanya untuk mendapatkan pupuk.
"Saya sangat susah mendapatkan pupuk, padi yang sudah ditanam harus diberi pupuk saat ini, tapi pupuk sangat susah, padahal saya punya kartu tani, tapi sepertinya kartunya belum bisa digunakan untuk saat ini, " kata Anton petani asal dari kecamatan Danau Kerinci, kabupaten Kerinci yang mengaku langkanya pupuk sudah berlangsung cukup lama.
"Iya, jikalau pun pupuknya ada, harganya mahal, untuk pupuk NPK Phonska saya beli dengan harga Rp.4.000 perkilo, " kata Anton.
Dengan kondisi demikian, Anton meminta kepada pihak Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura bisa turun mengecek dan mengantisipasi kondisi tersebut, mengingat keberadaan pupuk sangat dibutuhkan saat ini.
Informasi yang didapat, untuk provinsi jambi tahun 2021 sebesar 30 ribu ton urea, 14 ribu ton SP, 6500 TON ZA dan pupuk lainnya. Sedangkan untuk kabupaten kerinci mendapat jatah (alokasi) pupuk urea 3468 ton dan NPK 4800 ton.
Kondisi ini justru dikritik DPRD Kerinci, bahkan sejumlah anggota DPRD Kerinci merasa pemberian jatah pupuk bagi Kerinci sangat tidak adil, selaku daerah dengan lumpung pangan.
"Dari hearing dengan dinas pertanian tersebut idealnya untuk kebutuhan tanaman pangan yakni urea 6 - 7 ribu ton
Npk 7-8 ribu ton, " ungkap Wakil Ketua DPRD Kerinci, H Boy Edwar
"Ini perlu dipertanyakan apa pupuk bersubsidi juga diberikan ke daerah lain yang dominan areal perkebunan sawit , karet dll. apakah peruntukan pupuk bersubsidi sudah peruntukan dan kebutuhan, " tambah Boy yang juga Ketua DPD Golkar Kerinci.(sony)