OPINI - Sepekan terakhir, figur Monadi - Murison semakin meroket jika dibandingkan dengan paslon lain. Bukan tanpa sebab, paslon nomor urut 03 disebut - sebut mempunyai massa pendukung militan di setiap wilayah yang sulit untuk digoyahkan.
"Ada dua macam pendukung. Pertama, pendukung emosional. Publik mengenal dengan istilah "Die Hard". Mereka adalah para pendukung fanatik. Pokoknya suka dia, maka pilih si dia. Gak peduli orang mau ngomong apa, tipe pemilih seperti inilah yang dimiliki oleh Monadi - Murison saat ini, " ungkap Syafri penggiat media sosial kepada awak media.
Menurut Syafri, para pendukung ini cinta mati kepada calon. Sulit dibelokkan, dan kecil kemungkinan pindah ke lain hati.
Monadi - Murison dimata pendukungnya, kata Syafri adalah performanya menarik, cara bicaranya lembut, apa adanya dan tidak banyak drama, tidak marah ketika dihujat dan dicaci maki, tetap santun setiap menerima kritikan, terkesan tidak sombong dan tuturnya tidak kasar, peduli dan membela wong cilik, dianggap beda dari yang lain.
Baca juga:
Tony Rosyid: KAMI di Tengah Lautan Persekusi
|
"Banyak faktor yang membuat para pemilih jatuh hati, lalu kekeh memilih calon itu. Pemilih Indonesia umumnya pemilih semacam ini, yaitu pemilih emosional. Kalau sudah jatuh cinta susah berpindah ke lain hati, " ungkapnya menambahkan.
Menurut Syafri, tipe pemilih Kedua adalah pemilih rasional. Jumlahnya kalah banyak dengan pemilih emosional. Meski sedikit, para pemilih rasional punya pengaruh besar. Sebab, ini kaum otak cerdas yang mengerti bagaimana bicara, menciptakan opini dan mempengaruhi orang lain.
"Pemilih rasional ada dua. Pertama, pemilih yang idealis. Para pemilih idealis ini adalah orang-orang yang mau mikir. Selalu bertanya calon ini bisa memimpin gak kalau nanti terpilih, lalu mereka melihat track recordnya. Melihat apa prestasi si calon itu. Bagimana hasil kerjanya yang terlihat dan dirasakan rakyat. Dalam konteks ini, Monadi - Murison secara umum memang punya keunggulan. Ini bagian dari modal tersendiri, " jelasnya tegas.
Terus yang Kedua, kata dia, pemilih rasional yang pragmatis. Mereka hanya akan bergabung dengan calon yang diprediksi peluang menangnya lebih besar.
"Siapa mereka? Pimpinan partai dan pemilik modal. Bagi mereka, integritas dan kapasitas bukan yang utama. Yang terpenting itu adalah kemenangan, kalau calon yang mereka usung menang, Mereka juga akan ikut menikmati kekuasaan, " beber Syafri.
Termasuk para pemodal, bisnisnya aman, bahkan bisa berkembang karena adanya akses ke kekuasaan. Namanya juga bergabung dengan pemenang.
Nah, saat ini Monadi - Murison dengan jargon "Pejuang Petani" terlihat makin besar peluangnya untuk menjadi Bupati Kerinci. Konsolidasi organik para relawan semakin marak dan penuh antusiasme di berbagai wilayah. Kolaborasi pemilih rasional idealis dan pemilih rasional membentuk konsolidasi para relawan.
Uforia penyambutan Monadi - Murison di saat pengukuhan tim pemenangan di setiap desa - desa sebagai bentuk nyata keberhasilan konsolidasi itu. Ini boleh diklaim bahwa masyarakat ingin Monadi - Murison untuk memimpin Kerinci saat ini.
Terpantau, tidak semua parpol dan pengusaha yang menunjukkan dukungan terang-terangan ke Monadi - Murison. Dukungan "silent" dari parpol, pengusaha dan tokoh-tokoh, tentu punya alasan tersendiri untuk tidak diekspos ke media.(sony)