SUNGAIPENUH, JAMBI - Calon Walikota Sungaipenuh Nomor urut 1 Ahmadi Zubir - Alvia Santoni, menaruh hormat atas semangat dan dedikasi guru, tenaga pendidik dan tenaga kependikan ditengah ancaman pandemi Covid 19. Meski dengan keterbatasan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ini tak surut dalam pengabdiaannya mendidik para siswanya.
“Saya menaruh hormat ditengah ancaman covid, mereka tetap semangat menularkan ilmunya kepada siswa dan mahasiwanya, ” kata Ahmadi Zubir khusus memperingati Hari Guru Nasional ke - 75, Rabu (25/11).
Ahmadi yang mengawali karir sebagai tenaga pendidik merasakan keberadaan guru sangat dibutuhkan, tapi kurang mendapat perhatian. Kesejahteraan guru, khususnya guru honorer masih jauh dari kata layak.
Oleh karena itu, pihaknya siap mendorong kesejahteraan guru, khususnya guru honorer di Kota sungaipenuh.
Guru itu, menurut Ahmadi adalah tonggak utama seorang siswa di sekolah, namun kadang kehidupannya kurang diperhatikan, khususnya para guru-guru honorer.
“Melihat kondisi seperti ini tentu sangat sedih, sebab saya mantan guru, tentu saya lebih tahu kehidupan mereka. Oleh karena itu kami akan mendorong penuh kesejahteraan para guru-guru honorer di Sungaipenuh, " ujar Ahmadi yang pernah mengabdi di SMAN 3 Sungaipenuh.
Ahmadi mengatakan, dalam setiap lawatannya menyerap aspirasi masyarakat. Banyak keluhan-keluhan dari para guru honorer yang merasa kehadirannya tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Diantaranya soal gaji mereka per bulannya yang jauh dari kata layak. Melihat situasi tersebut, Ahmadi siap berjuang meningkatkan kualitas hidup dari para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.
"Ada yang curhat sebulan hanya digaji Rp 300 ribu. Itu pun kadang tak mesti keluar tiap bulannya. Maka dari itu, kami sepakat. Untuk lebih memperhatikan guru-guru honorer dengan meningkatkan insentif berbasis kinerja mereka, " ujarnya.
Untuk diketahui duet ini merupakaan tenaga pendidikan. Drs Ahmadi Zubir, MM Ketua STKIP Muhammadiyah Sungaipenuh dan Dr Alvia Santoni, SE, MM Ketua STIE Sakti Alam Kerinci.
Keduanya sudah banyak berbuat dan mengabdikan dirinya untuk kemajuan pendidikan di kota Sungai Penuh maupun kabupaten Kerinci.
Terlebih saat ini ditengah pandemi, Ahmadi menegaskan agar setiap masyarakat melakukan adaptasi dalam keseluruhan aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan dan pembelajaran.
Pembelajaran yang semula dilakukan penuh kehangatan di kelas, demi keselamatan siswa, guru, dan orang tua, harus dilakukan dengan belajar dari rumah secara online/daring maupun offline/luring.
Sebagai seorang guru, kata Ahmadi dirinya merasakan bagaimana rindunya guru saat ini ingin tatap muka langsung dengan siswa, menularkan ilmu secara utuh.
Meski dibantu dengan canggihnya teknlogi saat ini, peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi secanggih apa pun.
ikatakan, Pasca pandemi berakhir, pembelajaran jarak jauh atau paduan pembelajaran daring dan luring akan menjadi suatu bentuk kenormalan baru. Makanya kedepan sekolah-sekolah harus terjangkau oleh infrastruktur dasar dan jaringan internet, sehingga tidak ada anak dan para gurunya yang tertinggal dalam pembelajaran dan mengakses ilmu pengetahuan.(red)